Serba-serbi Pacaran Anak Sekolahan: Ada Nggak yang Islami?
Ruby Alamanda
Penulis adalah salah satu pengajar di sebuah sekolah menengah pertama. Seringkali penulis melihat remaja putri di depan gerbang sekolah, menunggu datangnya seseorang, lantas ada seorang cowok menaiki motornya menghampiri si cewek, remaja putri itu lantas naik motor di belakang cowok tersebut, lantas cuss pergi, motor pun melaju.
Dengan pasangan diatas, penulis jegek/kesal. Betapa tidak, penulis yang penyabar ini, di anggap apa coba, sudah di fasilitasi konseling individu, bukannya ada perubahan malah menjadi-jadi dengan banyak alasan. Sebelum SKAL sudah di pilah-pilah mana yang berpotensi untuk berpacaran di bus. Ya benar di bus sudah tidak berpacaran, tetapi di luar bus, pendamping 2 mengawasi 15 siswa, tidak masuk akal. Ambyar sudah, mereka pun tetap ada yang berpacaran. Termasuk siswa ini, Y dan I.
Kembali ke Y dan I, penulis sudah menjaga agar tidak terjadi pacaran di pusat edukasi SKAL di Jogja, sudah memberi informasi kepada ibu Y, bicara banyak, dan pemberian informasi yang banyak, berharap Y tidak melakukan pacaran di SKAL dan setelahnya, akan tetapi informasi dan dukungan penulis yang luar biasa kepada ibu Y tidak dianggap sama sekali, ketika konseling individu di dapati bahwa kegiatan pacaran tersebut sudah diketahui ibu Y, dan seperti tanda kutip dapat ijin ibu Y. Astaghfirullah. Mengeluh dalam hati. Akhirnya seperti ya sudah deh, penulis biarkan saja. Dan paginya masih terlihat kegiatan yang sama. Alasannya sih menjaga, karena I tersebut sering disakiti dirumah oleh orang tuanya.
Pernah juga melihat dua sejoli melintas di depan halaman sekolah menuju gerbang sekolah bersama
Ada cerita dari ibu guru anak walinya lagi dulang-dulangan (memberikan suapan nasi)
Ada siswa membolos 3 hari, di hari yang sama, dan di waktu yang sama, sempat habis bel sekolah tidak ikut kegiatan Pramuka dan membolos bersama
Ada chit chat siswa yang berisi video porno dari pacarnya A, dikirimin teman ceweknya M, ibuknya M tahu, marahlah ibu M, sehingga ibu M memblokir nomor A.
Masih banyak lagi polah tingkah remaja sekarang! Makin kesini makin muda sudah faham pacaran, faham apa itu video porno.. Belum bisa memilih tayangan yang baik. Juga aktivitas pacaran seperti wajib bagi mereka. Katanya "untuk motivasi belajar bu! "
Saat penulis bertanya siapa di kelas ini yang berpacaran? Ada 3 siswa cowok yang mengaku, padahal penulis mengenal mereka ini pendiam. Justru mengaku kalau berpacaran. Lantas yang siswa putri terkekeh-kekeh saling menunjuk teman mereka yang sudah berpacaran, dan masih PDKT. Begitu riuh ketika membahas remaja, muda-mudi berpacaran. Saya tanggapi dengan santai dulu agar bimbingan klasikal ini tetap berlangsung, baru saya beri kabar sedihnya jika berpacaran. Efek buruk pacaran. Dan ketika mayat sudah dimakamkan ingin kembali ke dunia karena ingin memperbaiki akhlak, dan memperbanyak ibadah kepada Allah karena banyaknya maksiat yang dilakukan di dunia.
Mengapa remaja pacaran? Banyak sekali alasan mereka untuk melakukan pacaran, mulai dari motivasi belajar hingga ingin melakukan hubungan suami istri.
https://gadogadozaman.blogspot.com/2017/04/11-alasan-mengapa-remaja-ingin-pacaran.html
Islam Memandang Pacaran
Islam begitu rinci dalam mengatur hubungan pria dan wanita. Sejak anak berusia kecil sudah diberikan pendidikan agar terpisah tempat tidurnya antara anak laki-laki dan perempuan meski sekandung. Apalagi tidak sekandung. Sehingga saat mereka beranjak pubertas mereka akan terbiasa untuk saling menjaga.
Pemahaman tentang aurat, sejak kecil sudah diarahkan untuk menutup aurat, jika ada tamu diluar mahrom maka anak perempuan diwajibkan menutup auratnya, mengenakan kerudung dan gamisnya.
Diberikan pendidikan kehidupan umum dan kehidupan khusus. Yakni agar anak terbiasa untuk tidak selonong boy (masuk rumah tanpa ijin) karena menjaga privasi tuan rumah.
Islam sangat mengerti akan perasaan cinta manusia, karenanya jika memang dirasa mampu menikah, maka Islam mengatur agar pemuda pemudi nya diantarkan kepada pernikahan, dibantu bukan di halang-halangi. Disiapkan kehidupan pernikahan sejak remaja, sehingga ketika saatnya tiba, maka pemuda siap menikah, tanpa pacaran.
Pacaran Awal Zina
Allah mengatur agar umat manusia aman tentram dalam koridor syara', dalam al Quran surat al Isro' ayat 32 berikut ini Allah berfirman
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al Isra ayat 32)
Nah, pacaran itu termasuk awal daripada zina, bagaimana tidak, awal mula anak-anak akan saling berdekatan, diberikan warna warni gombalan, diberikan makanan, boncengan, chit chat tiap hari, dll. Islam memberikan solusi pernikahan untuk menyalurkan naluri seksual ini. Dan jika belum mampu Rasulullah memerintahkan untuk menahan diri dengan berpuasa.
Dalam satu hadis, Rasulullah saw bersabda,
عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ لَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم: يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ, فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ, وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ, وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
"Abdullah Ibnu Mas'ud ra. berkata: ‘Rasulullah saw bersabda pada kami: "Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu." (Muttafaq 'Alaih)
Nah, tugas kita orang dewasa mengarahkan, mengingatkan, dan menegaskan bahwa aktivitas itu meski membahagiakan juga akan membawa bencana jika diteruskan. Wallahu a'lam
Komentar
Posting Komentar